Seorang Manusia yang bebas
Hanya orang yang bebas dari kekuatiran dan rasa takut yang dapat merasakan indahnya hidup ini serta menikmati indahnya alam dan tidak takut pada apapun seperti gambaran St Fransiskus dalam cuplikan cerita manusia bebas yang diambil dari buku perjalanan dan impian St Fransiskus Fransiskus merasakan perjalanannya hutan pegunungan yang lebat bagaikan perjalanan pertama Adam ditaman Firdaus, langit bulan April yang cerah, sang surya memancarkan sinarnya di celah dan lembah-lembah gunung yang masih terdapat salju, udara terasa sejuk dan menyegarkan. Dia sungguh merasa bebas dan seluruh alam menjadi miliknya. Bahkan ketika dia bertemu dengan bandit-bandit tiada sedikitpun kekuatiran bahkan dia tetap bernyanyi dengan riang gembira sampai dia dilempar oleh rombongan bandit itu kedalam juran salju yang dalam, tetapi hal itupun tidak mengurangi kegembiraan hatinya dia tetap bernyanyi. Inginkah kita menjadi orang bebas seperti Fransiskus ??? Tetapi pertanyaan yang mendasar adalah "Bisakah"??? Karena kita hidup sebagai seorang manusia pada umumnya yang harus melalui lika-liku kehidupan. "Thomas a kempis menulis dalam bukunya ketentraman sejati" Tidak ada orang yang bisa menghindari penderitzan, sebab kehidupan itu sendiri memang memiliki suka dan duka dan para mistikus termasuk St Fransiskus mendapat kekuatannya berkat ketekunannya dalam doa kontemplasi dan refleksi.. Tetapi bila kita lihat kembali kedalam cuplikan tulisan tadi ternyata Fransiskus menjadi manusia yang bebas sebab"Ia telah menolak segala jaminan yang biasanya digenggam erat" Bila kita renungkan ternyata dalam hidup ini banyak hal yang kita coba genggam dengan erat-erat, mulai dari masa lalu yang selalu kita ingat terus, harta, sanak saudara, pangkat dan jabatan, kesehatan, masa muda, bahkan jadwal harianpun kadangkala terlalu erat kita genggam. Padahal bila kita baca kutipan tulisan dari pater Nico syukur Dister OFM dari bukunya Teologi Trinitas dalam konteks mistagogi tertulis seperti ini, " hidup itu ajaib karena dianugerahkan tanpa jasa kita sendiri, kita hidup bukan karena pernah memutuskannya sendiri, dan kita tidak dapat memegang hidup itu terus, bahkan menambahkan kepadanya satu menitpun kita tidak dapat" bila kita menyadari betul bahwa hidup ini tidak dapat kita pegang terus maka hal - hal lain yang kita genggam kuat kuat sehingga menggangu kualitas hidup kita seperti kekuatiran dan ketakutan sudah seharusnya kita coba untuk melepaskan genggaman kita seperti St Fransiskus dan sepenuhnya menyerahkan hidup ini kepada Bapa saja. Dan hal itu dikuatkan oleh ajaran Yesus sendiri dalam injil Matius 6:25-34. Maka suatu saat nanti kitapun akan menjadi manusia yang bebas
Rabu, 19 September 2012
Langganan:
Postingan (Atom)